Saturday, December 8, 2012

Berbisnis dengan hati

Bekerja karena terpaksa itu tidak enak, kita akan merasa tertekan secara mental. Oleh karena itu wajar jika kemudian hasil yang diperoleh tidak sesuai yang diharapkan, bahkan akan banyak terjadi kesalahan.

Sebagai seorang pebisnis, bekerja dengan hati sangat wajib diterapkan. Landasan bekerja dengan hati adalah dengan tulus ikhlas menjalankan pekerjaan kita  demi mencapai target yang diharapkan. Dengan tulus ikhlas maka hari-hari bekerja kita akan dipenuhi rasa cinta dan target yang akan kita capai juga tidak akan menghantui kita siang malam , bahkan membuat kita ga bisa tidur tenang karena ketakutan  

Terus bagaimana dong supaya kita berbisnis dengan hati  ?

1. Mendengarkan dengan hati
Dalam mengambil tindakan atau keputusan belajarlah memisahkan antara pikiran yang dikuasai emosi, ego, nafsu duniawi dengan pikiran yang dikendalikan hati. Gunakan ketajaman mata hati untuk dapat mengambil keputusan dengan benar

Sebelum kita menentukan bisnis yang hendak kita jalankan biasanya kita mempertimbangkan seperti ini: modalnya berapa, cara kerjanya bagaimana, kita bisa menjalankan apa tidak, marketnya bagaimana,  potensi nya bagaimana dll.
Nah dari situ kita bisa mengambil tindakan kira-kira bisnis mana yang bisa kita jalankan. Dari awal menjalani memang rasanya akan diawang-awang karena kita biasanya belum punya pengalaman. Seiring dengan perjalanan waktu, bisnis yang kita jalani akan mulai terasa “feel” nya, dan sedikit demi sedikit kita mulai memahami bisnis tersebut. Menurut pengalaman saya menjalankan jika berbisnis adalah tidak malas untuk belajar. Belajar dari buku, belajar dari orang yang sukses dan gagal , membaca buku-buku motivasi, bergaul dengan orang-orang berpikiran positif dan selalu mengupdate & mengupgrade kemampuan diri sendiri serta tidak lupa untuk berdoa kepada yang Maha Kuasa.

2    2. Materi bukan segalanya
Berbisnis bukan hanya mengejar keuntungan sebesar-besarnya, tapi mampu memperoleh keuntungan untuk memberi manfaat bagi orang lain sebanyak-banyaknya. Karena berbisnis juga merupakan bentuk ibadah yang harus dipertanggungjawabkan kepada Sang Pencipta

3   3. Fokus pada yang diperoleh, bukan yang hilang
    Kadangkala kita berpikir akan kesempatan atau peluang yang telah lewat sehingga kita tidak bisa sesukses seperti yang diharapkan. Hal ini malah akan menambah stress, menjadi duri dalam daging yang membayangi langkah kita. Lebih baik dan bijaksana apabila yang telah lalu biarlah berlalu. Fokus yang ada dan didapat sekarang dan yakinlah bahwa kesempatan baru akan datang dan akan terus kita kejar. Tindakan seperti ini membuat kita memupuk rasa syukur dan memperbanyak ikhtiar

4    4. Gagal adalah proses, bukan akhir segalanya
Gagal bukan akhir segalanya, bukan dengan kegagalan akan membuat langkah terhenti. Gagal adalah proses untuk menghasilkan rencana-rencana yang baru. Tanpa kegagalan, ide-ide brilian kita tidak akan keluar, malah kita akan “stuck”, juga proses untuk menuju kesempatan-kesempatan baru tidak akan didapat. Sepanjang kegagalan kita membawa impact yang positif, kegagalan akan akan dapat diperbaiki. Namun sebaliknya jika kegagalan itu menjadikan kita terpuruk ,maka tamatlah riwayat bisnis kita








No comments:

Post a Comment